Sabtu, 09 November 2019

KISAH ABU H SALIM MAHMUDI LAMNO - KEDISIPILINANNYA MENGATUR WAKTU

SYAIKHUNA ABU H.SALIM MAHMUDI BlN TGK SULAIMAN(Lahir 17 jumadil Akhir 1340 hijriyyah ) bertepatan (17 February 1922 masehi) wafat (6 November 2019 masehi) bertepatan (9 rabi'ul awwal 1441 Hijriyah).

Tutup usia umur 97 dalam hitungan masehi. 
dan 100 tahun dalam hitungan hijriyyah. 

           6 November 2019 masehi / 9 rabi'ulwwal 1441 Hijriyah. pukul 21:30 wib+- Abu h. Salim mahmudy berpulang dalam kesiapan nya menghadap Allah subhanahu wa ta'ala, saat itu sanak keluarga tak Langsung menyadari kepulangan Abu haji  (panggilan akrab masyarakat Lamno) Karena kondisi Abu Memang telah lama dalam pembaringan, 5 kali Jum'at (terakhir) berturut turut Abu haji tidak lagi sanggup memenuhi kewajiban shalat jum'at,padahal Sebelum2 nya sekalipun diketahui Abu haji Memang telah dalam kondisi Lemah Namun Abu tetap Masih menghadiri ibadah shalat Jum'at (ke masjid sabang) dengan dipandu seseorang. Menandakan 5 pekan terakhir Abu Memang telah sangat2 Lemah sekali, bahkan 1 minggu terakhir Abu telah sangat sedikit sekali sarapan,Hingga sampai pada saat hari2 terakhir Abu menurut perkataan Ahli keluarga Abu tidak sanggup Lagi Membuka mulutnya untuk makan.😥

Dalam kondisi Abu haji terbaring seperti itu, kita Memang terkadang2 tidak tau Lagi dimana membedakan Apakah Abu haji sedang tidur, ataukah Abu sedang shalat,disamping 2 bibir Abu yang selalu dibasahi dengan zikir, tasbih, dan doa. isyarah shalat Abu kepada ruku' dan sujud pun telah tidak mampu Lagi kita Baca, Karena Abu Memang telah sangat2 Lemah sekali, sehingga di ujung2 penghabisan Abu yang mulia, keluarga melihat Abu Sama sekali telah terdiam tetap dan tidak Ada tanda2 pergerakan Lagi, sehingga kemudian memanggil dokter dan diperiksa barulah nyata bahwa Abu telah meninggalkan kita semua, Abu telah membawa semua ilmu dalam dadanya, semua thariqat zikir, wirid, mutiara Intan, permata semua telah dibawa beserta Abu yang mulia pergi menghadap Allah azza wajalaa.

ان لله وانا اليه راجعون


Abu telah pergi meninggalkan kita dalam kebodohan ini selama2, selamat Jalan Abu,,, Selamat Jalan ya syaikhana,,, engkau begitu siap dalam Menanti jemputan, kami tidak memiliki daya dan upaya selain kepada Allah memohon husnul khatimah ya syaikhana,,, beribu Malaikat berdiri berbaris menyaksikan seraya berdoa keampunan kepada Allah Akan syaikhuna. Secara Tiba tiba bumi di Lamno mendadak sunyi dan sepi malam itu, semesta alam menangisi kepergian abu Menandakan duka citanya atas kepergian abu sebagai seorang Ulama yang mengoleksi banyak intan mutiara dan permata dijiwamu,sosok yang sangat dicintai alam sejagad, sosok yang sangat menginspirasi dan Menyentuh hati umat,kini benar2 telah kembali menghadap sang pencipta alam semesta, abu haji telah meninggalkan dunia ini selamanya, seorang Guru Daripada ulama2, seorang murid Daripada ulama terkemuka di Aceh abuya muda waly alchalidy, Abu hasan krueng Kalee, dan Abu h. Aidarus bin tgk h. Sulaiman(Abu di sabang), Abu haji banyak sekali menerima ijazah tariqat dan ilmu Langsung dari mereka. Abu haji juga Saling Guru menggurui kepada Abu Ibrahim keramat (Abu woyla) semenjak Sama2 mengabdi di pesantren bustanul aidarusiyah masjid sabang Lamno.

Terlebih para santri di masjid sabang dan masyarakat kemukiman lamme yang sudah Terbiasa setiap Jum'at nya selalu mengantri (berbaris) Satu persatu menunggu giliran untuk menyalami mencium tangan,dan bahu almukarram yang mulia,dengan mengharap rahmat dari allah subhanahu wa ta'ala. Lamno dan Rakyat aceh seluruhnya yang telah pernah berjumpa Langsung dengan beliau, telah melihat Langsung ke sederhanaan dan wajah beliau, tutur kata beliau bahkan setiap isi dari setiap perkataanya adalah Nasehat yang terus keluar sekata demi sekata dari mulut Syaikhuna. Yang hampir tidak kita temukan sepatah kata pun selain semua isinya adalah Nasehat semata2 anjuran Untuk beramal dan terus beramal Lilla hi ta'ala,terlebih amalan thariqat dan wirid2 dengan menceritakan segala fadhailnya, terkadang2 Abu sampai menangis ketika sampai pada menyebut "jangan lalai wahai murid" jangan lalai wahai anakku,,, daripada berzikir kepada Allah, jangan malas Melakukan amalan2 sunnah, terlebih amalan2 sunnah yang muakkadah.

Abu selalu dan setiap saatnya, seakan tak pernah bosan2 nya abu mengingatkan kepada semua umat yang datang bertamu ke rumahnya di gampong serba, Lamno jaya itu. Seperti Tahajjud, shalat dhuha, puasa sunnah, sedekah. bahkan 2 raka'at sebelum fajar selalu, itu2 saja yang Abu sampaikan, ini sudah sangat melekat sekali di ingatan kita semua yang telah pernah berkunjung, Karena setiap kali kita berkunjung ke rumah abu selalu itu2 saja yang Abu ingatkan.jangan pernah tinggalkan shalat 5 waktu sambil Abu riwayat Kan azab dan siksanya bagi yang meninggalkan shalat, lakukan ibadah ini dan itu sangat besar sekali fahala nya, Baca alqur'an sampai Khatam sebanyak mungkin selama hidup, sambil Abu meriwayatkan fahala Membaca alqur'an, dan keadaan orang yang sering Membaca alqur'an kelak di Hari kiamat yang bercahaya.

Jangan lalaikan untuk Melakukan itu semua dengan nada yang lembut dan terkadang2 semakin mengecil suaranya, Abu mengatakan "rugoe that that meunyoe matee Hana tateumee pubuet" artinya "sangat rugi sekali bila mati tidak sempat Melakukan" semua yang telah Abu sebut2kan itu.

Ini cuma sekelumit saja kisah yang kami ketahui tentang Abu haji Salim mahmudy dengan segala waktu yang dijalaninya, Abu haji sangat dikenal kedisiplinnya dalam memanfaatkan waktu.

Sebuah pembuktian yang pernah kami santri tahun 2000an masjid sabang melihat nya, ini kisah di Waktu2 terakhir Abu haji Salim mahmudy mengajar tetap Bustanul-aidarusiyah masjid sabang,sekitaran tahun 2007 dengan seorang santri lama beliau yang juga telah menjadi dewan Guru di mesba, usia nya terbilang sedikit saja lebih muda daripada Abu haji Salim mahmudy, namanya "tgk muhammad Ali" kelahiran Gampong Rinti, ujông rimba,pidiejaya.(abu Ali atau Abu bereunuen) disapa oleh murid mesba, dan masyarakat Lamno umumnya.


Abu haji Dan Abu Ali  mengaji ilmu berdua di sebuah balai tua yang masih memiliki lonceng (bel tua) tergantung di balai tsb,yg khusus untuk beliau berdua (Masih berfungsi),Sedangkan Bagi santri lainnya telah memakai lonceng baru.

Tentu ini menjadi sebuah pemandangan yang sangat menarik perhatian dan menginspirasi seluruh santri mesba kala itu. Abu Ali (sang murid) yang Memang sudah tua sudah telah lambat dan penuh hati2 dalam Melakukan banyak hal, Abu Ali memasak sampai mencuci dilakukannya sendiri Di dayah mesba, bukan Karena santri tidak peduli dan bakti kepada Abu Ali, Akan tetapi beliau selalu menolak setiap bantuan dari santri selama beliau masih mampu melakukannya sendiri, bahkan terus menolaknya dengan berkata " jangan...! jangan "...! seakan sangat keberatan sekali beliau jika dibantu pekerjaan yang beliau merasa Masih mampu melakukannya sendiri. Demikian adanya Sikap seorang santri tertua di mesba saat itu, anak didikan daripada Abu h.'aidarus bin tgk h. sulaiman (Pendiri mesba) , Abu lue dan Abu aceh *yg telah lebih dahulu meninggal* dan tertua paling akhir Abu haji Salim mahmudy sebagai dewan Guru pengajar di dayah mesba.

Abu Ali tidak berkeluarga, seluruh usia nya dihabiskan Didalam pondok pesantren masjid sabang. Maka Dengan segala keadaan itulah membuat Abu Ali sering terlambat naik ngaji. Hampir setiap Hari Abu haji (sang Guru) lebih dulu tiba diatas balai, Abu haji ke dayah mesba Masih mampu bersepeda saat itu 2007,selalu tiba dengan tepat waktu, tepat jarum jam menujukkan pukul 08:45 wib Abu haji Langsung menggetok lonceng yang khusus itu, pertanda naik ngaji. Bahkan sampai Hari inipun Masih tergantung di balai tua itu, dan juga itulah balai tua satu2nya yang masih tinggal sampai sekarang (balee Abu aidarus/Abu dimasjid sabang). Jadwal Abu haji dan Abu Ali naik ngaji ini lebih awal daripada santri umum nya Pukul 09:15 wib. Abu haji yang selalu Terlihat rapi dengan jam tangan yang tak pernah lekang di pergelangn tangan beliau.

Kemudian Setelah berlalu sekitar 15 - 20 menit Abu haji duduk, barulah Abu Ali tiba naik ke balai, dan hal yang membuat kami tak menduga adalah, Abu haji(sang Guru) pun Masih Melakukan denda kepada muridnya Abu Ali, Padahal Abu Ali adalah juga dewan Guru tertua di dayah mesba saat itu, yang umur sedikit saja saja lebih kurang dengan Abu haji, Namun masih mengaji Satu waktu(khusus) DHUHA, setiap Hari dengan Abu haji. Saat itu Abu haji hanya mengajar kelas ini saja dan santrinya hanya Abu Ali, Abu Ali sendiri juga aktif mengajar kelas subuh bagi santri mesba angkatan kami. Sedangkan bagi Para santri lain jika ingin mengaji kitab kepada Abu haji adalah dengan cara datang ke rumah abu haji Langsung yang tak jauh Dari dayah mesba.

Inilah sekelumit kisah kedisiplinan Abu haji Salim mahmudy yang mungkin dapat memberi inspirasi kepada kita pengajar2 masa ini. Begitu lah Abu haji yang sangat menghormati, mematuhi, dan menerapkan aturan2 dayah, Sekalipun pihak dayah telah tidak Lagi mengembani peraturan2 dayah kepada 2 Guru ini saat itu, yang masih aktif menjalankan proses Belajar mengajar di dayah mesba sampai 2009. Dan juga sosok Abu Ali sebagai Salah seorang murid masjid sabang yang sangat patuh dan tawaddhu Sekalipun gurunya lebih muda darinya, seperti Abu nyakmi, Abu balee,, dan Abu cek man,yang dapat menjadi suri tauladan bagi kita sebagai santri semua. Bukti kepatuhan Abu Ali lainnya ketika sewaktu2 Abu balee berpergian selalu menyuruh abu ali untuk menjaga rumahnya Abu balee yang berada dikomplek mis putri brungkhoi (Khairaatun hisaan) , yang berada tak jauh di seberang Jalan dari dayah mesba( Bustanul Aidarusiyah) . Lain kali Insya Allah! juga Akan kita ceritaKan kembali tentang tiga sosok ulama ini Abu nyakmi, Abu balee dan Abucek man . Jika memungkinkan.

Kembali ke kisah,,,,! Abu haji dan muridnya Abu Ali.
Hukuman denda yang diberikan oleh Abu haji kepada Abu Ali adalah "berdiri" jika terlambat naik kelas. Dan Mata pelajaran yang mereka pelajari pun sangat membuat kita tercengang, di usia Abu haji (sang Guru) dan Abu Ali (sang murid) yang Memang sudah sangat tua dan lama sekali berada di mesba itu, Abu haji Masih mengajari kepada Abu Ali " i'rab 'awamel " dari nok pertama sampai 13 sebagai Mata pelajaran khusus selain daripada pelajaran tauhid, fiqah, dan tashawwuf. Bayangin di usia Abu haji yang sudah terbilang tua Masih mau dan semangat sekali mengajari " i'rab awamel", Padahalkan ini pelajaran kelas "Tajyizi" di pesantren. Pelajaran pertama2 Sekali di ajari di Pesantren Sebelum beranjak naik ke Kelas 1.dan Heran nya Lagi Abu Ali pun Masih semangat menekuni pelajaran ini setiap Hari mengaji bersama Abu haji. Bukan Kah ini sebuah pemandangan yang hampir tak bisa kita dapatkan Lagi dimasa sekarang. Jika Ada mungkin tak sampai habis dari sepuluh hitungan Jari.

Ini sangat menginspirasikan sekali kepada seluruh pengajar dan santri dimana saja, bahwa Memang mengajarkan kitab tidak Ada istilahnya bosan, Sekalipun mengajari kitab paling dasar bekali2, dan mengaji pun demikian Sekalipun ilmu2 dasar berulang2 kali. Apakah Abu Ali belum bisa "i'rab awamel" di usia nya yang sudah terbilang sangat tua, dan sudah selama itu berada di Dayah mesba? Tentu nya tidak, bukan Karena Abu Ali belum bisa. Tapi Lihat lah Abu Ali yang usia nya pun cuma sedikit saja lebih muda dari Abu haji, dari segi ingatan Abu Ali (sang murid) Memang sangat jauh berbeda dengan Abu haji (sang Guru) yang tajam dan kuat sekali ingatan dan hafalan nya, bahkan sampai Abu haji berpulang kerahmatullah tak Ada yang luput dari ingatan Abu haji, hanya penglihatan saja yang berkurang. Bukti ketajaman ingatan Abu haji sudah Terlihat sejak Abu haji mondok di darussalam labuhan haji, Abu haji mampu menghafal 1000 bait alfiah dalam waktu yang singkat sekali terhitung antara waktu ashar dan magrib,Abu sudah mampu menghafal  1000 bait alfiah , subhanallah.

Dan masya Allah luar biasanya Abu Ali(sang murid) pun yang memang telah menyadari bahwa beliau telah sangat Lemah ingatan nya untuk sebuah hafalan di usia itu, Namun Masih mau saja dengan semangat mengaji kepada Abu haji yang " i'rab awamel" nya itupun disuruh hafal, coba dibayangin.. Hal ini Tentunya sudah pasti Akan membuat Abu Ali harus berdiri setiap saat kena Pelajaran 'awamil, sebagai denda Karena tidak bisa menghafal, coba bayangin wahai para thalabah dalam keadaan seperti ini Abu Ali Masih tetap berada di dalam dayah mesba,di tahun 2007 itu Abu Ali telah berada di dayah mesba selama 67 tahun, terhitung sejak dari masuk tahun 1940 masehi dalam usia nya 17 tahun. Dan menderita sakit di tahun 2013 sehingga Abu ali kami hantar pulang ke kampung halaman Rinti, ujông rimba,Pidiejaya . Dan berpulang kerahmatullah dikampung halaman tahun 2015, Abu Ali tutup usia tepat umur 92 tahun hitungan masehi, Semoga allah merahmati dalam kuburnya.

Masya Allah ini kisah yang luar biasa sekali yang dapat menginspirasi Kan kita dan dapat memberi semangat penuh kepada kita seluruh santri dayah dimanapun berada. Telah taqdir Allah sang murid (Abu Ali beureunuen) di ambil oleh Allah Allah subhanahu wa ta'ala lebih awal dari sang Guru (Abu haji Salim mahmudy) berpulang kerahmatullah tanggal 6 November 2019 masehi _ atau 9 rabi'ulwwal 1441 Hijriyah, tutup usia tepat umur 97 tahun kalender masehi, dan 100 tahun dalam hitungan kalender Hijriyah.

Semoga kisah ini bermanfaat dan dapat menjadi penyemangat bagi kita semua sebagai penuntut ilmu agama di pesantren2, khususnya aceh dan dunia pada umumnya.

Wassalam. mesba 7 November 2019, Rahmat hidayah bin kinanah hamzah @bhang_erous sebagai penulis artikel.

Foto almarhum syaikhuna Abu h Salim mahmudi dan Abu nyakmi. Sebelah kiri Abu Salim adalah abaty nasruddin teumareum Lamno. dan disisi kiri Abu nyakmi adalah abah asnawi budi mesja Lamno. 


Simak juga Pidato Walidi nurul huda al aziziyah (NUHA) sesuai pelaksanaan shalat Jenazah Almukarram Abu h Salim mahmudi Lamno di dayah BUSTANUL-AIDARUSIYAH masjid sabang Lamno, Aceh jaya. 

2 komentar:

KISAH ABU H SALIM MAHMUDI LAMNO - KEDISIPILINANNYA MENGATUR WAKTU

SYAIKHUNA ABU H.SALIM MAHMUDI BlN TGK SULAIMAN(Lahir 17 jumadil Akhir 1340 hijriyyah  ) bertepatan (17 February 1922 masehi) wafat (6 Novemb...